Friday, October 21, 2016

MENANGISLAH

Nabi sallalLaahu 'alaihi wa sallam pernah bercerita kepada para sahabat bahawa pada hari tersebut telah ditunjukkan syurga dan neraka kepadanya, lalu baginda menyebutkan:

‎وَلَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرً

“Kalau kalian tahu (hakikat keadaan syurga & neraka) seperti mana yang aku tahu, sungguh kalian akan sedikit bergelak tawa dan kalian akan benar-benar banyak menangis.”

Anas ibn Malik menyebutkan:

‎قَالَ فَمَا أَتَى عَلَى أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمٌ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ غَطَّوْا رُءُوسَهُمْ وَلَهُمْ خَنِينٌ

Tak pernah para sahabat berhadapan dengan hari yang lebih berat dari hari tersebut. Kepala mereka semua tertunduk, menangis tersedu-sedu.

[HR Muslim]

al-Imam an-Nawawi (w.667H) rahimahulLah menyebutkan berkaitan hadits di atas

‎وَمَعْنَى الْحَدِيثِ لَمْ أَرَ خَيْرًا أَكْثَرَ مِمَّا رَأَيْتُهُ الْيَوْمَ فِي الْجَنَّةِ، وَلَا شَرًّا أَكْثَرَ مِمَّا رَأَيْتُهُ الْيَوْمَ فِي النَّارِ،

Maksud hadits tersebut (Nabi mengungkapkan):

Aku tidak pernah melihat sebuah kebaikan yang lebih hebat dari apa yang telah aku lihat hari ini di syurga,

Dan (aku tidak pernah melihat) satu keburukan yang lebih dahsyat dari apa yang telah aku lihat hari ini di neraka.

‎ وَلَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ ، وَعَلِمْتُمْ مَا عَلِمْتُ مِمَّا رَأَيْتُهُ الْيَوْمَ ، وَقَبْلَ الْيَوْمِ ، لَأَشْفَقْتُمْ إِشْفَاقًا بَلِيغًا ، وَلَقَلَّ ضَحِكُكُمْ ، وَكَثُرَ بُكَاؤُكُمْ .

Seandainya kalian melihat apa yang telah aku lihat, dan kalian tahu apa yang aku tahu dari apa yang telah aku lihat hari ini, dan sebelum hari ini,

Nescaya kalian akan sangat murung, dan gelak tawa kalian akan menjadi sedikit, dan tangisan kalian akan menjadi sangat banyak

[Syarh Sahih Muslim]

Ibn Hajar al-Asqalaaniy (w.852H) rahimahulLah menukilkan,

‎عَنِ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ مَنْ عَلِمَ أَنَّ الْمَوْتَ مَوْرِدُهُ وَالْقِيَامَةَ مَوْعِدُهُ وَالْوُقُوفَ بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ - تَعَالَى - مَشْهَدُهُ فَحَقُّهُ أَنْ يَطُولَ فِي الدُّنْيَا حُزْنُهُ

al-Hasan al-Basri pernah berpesan: Sesiapa yang mengetahui bahawa kematian itu adalah tempat asalnya (yang benar), dan kiamat itu adalah tempat kembali yang dijanjikan (yang benar), dan berdiri di hadapan Allah itu adalah tempat penyaksiannya (yang benar), maka (menyedari semua ini,) menjadi tanggungjawab baginya untuk banyak menangis di dunia.

‎قَالَ الْكِرْمَانِيُّ  : فِي هَذَا الْحَدِيثِ مِنْ صِنَاعَةِ الْبَدِيعِ مُقَابَلَةُ الضَّحِكِ بِالْبُكَاءِ وَالْقِلَّةِ بِالْكَثْرَةِ وَمُطَابَقَةُ كُلٍّ مِنْهُمَا

al-Kirmani pula menyebutkan: Hadits ini merupakan pesanan yang mengkagumkan untuk menggantikan gelak tawa dengan tangisan, dan sedikitnya (tangisan) menjadi banyak, dan menjadikan ianya bersesuaian (mengikut keadaannya) di antara satu sama lain.