Saturday, January 31, 2015

Salam Buatmu Wahai Nabi s.a.w.

Wahai Nabi!
Namamu begitu suci
Muhammad yang terpuji
Namamu anugerah Ilahi
Lambang elok pekerti
Lambang kesempurnaan budi

Wahai Nabi!
Kasihmu kepada kami
begitu pasti.
Saat jiwa melangkah pergi
Menuju Kekasih Abadi
Masih lagi ingatanmu terhadap kami;
"Ummati ummati ummati"
mengalun lembut dari bibirmu yang suci
di bawah lembayung kasih nan murni

Wahai Nabi!
Hadirmu manifestasi cinta Ilahi
Cintamu kepada kami ibarat mentari
mencahayai

Namun begitu wahai Nabi
dirimu tetap basyari
kematian tetap menanti.
Walau seteguh jiwa Umar perwira Bani 'Adi
namun hancur luluh saat dikau pergi.
Bagai al-Siddiq teguh berdiri
Kasihnya padamu tidak terperi
Namun
ia sedar akan diri
Saat mengungkap ibarat suci:
“Kalau dikau menyembah Muhammad,
sesungguhnya dia telah pergi.
Namun
jika kau mengabdi kepada Ilahi
Dia kekal hidup takkan mati!”

Wahai Nabi!
pemergianmu diratapi
Namun
pemergianmu juga dinanti
seluruh warga samawi

Wahai Nabi!
Di kala sunyi
Di pinggir Raudhah di Masjid Nabawi
Menghadap sekujur tubuhmu yang qudsi
penuh asyik menatap rindu Wajah Nan Azali
dengan deraian air mata
mengalir di pipi
aku menantimu dengan hati tulus suci

Wahai Nabi!
Pergimu takkan kembali
Namun
pertemuan itu pasti
di suatu hari nanti
Nantikan daku wahai Nabi!
Syafaatkan daku wahai Nabi!
agar diri yang berdosa ini
bisa menginjak tanah suci
taman Firdausi
bersama sekelian kekasih Ilahi
meneguk air al-Kawtsar
di sampingmu wahai Nabi.

Ya Ilahi!
Tika munajat di kala sepi
di pedalaman lubuk hati
ku bermohon dengan nurani tulus suci
Temukan daku dengan Nabi
Dalam jaga atau dalam mimpi
Sebelum mati
Walau hanya sekali.

Wahai Nabi!
Dalam redup pandangan matamu
Aku dipaut rindu
Bilakah kita akan dapat bertemu
Agar dua jiwa menjadi satu
Satu dalam restu

Salam buat mu
wahai Nabi!
Aku rindu padamu.

Al-Faqir Mohd Nasir Mohd Tap